Kamis, 23 Maret 2023

Jatuh Cinta #5

 


Hampir tiap hari aku ke perpustakaan untuk menyelesaikan Tugas Akhirku, duduk berjam-jam di depan laptop. Berulang kali Konsultasi ke pembimbing dan revisi. Sepulang dari kampus pun aku masih tetap harus melanjutkan kerja part time di Kedai Kopi. Skripsian sambil kerja membuatku sedikit kewalahan, aku lebih gampang stres, sulit mengatur waktu, dan tidak ada waktu luang untuk nongkrong dengan teman-teman. 


"Drrrt drrrrt drrrrrt." HPku di atas meja bergetar,  fokusku langsung buyar. 


Pesan WA dari Lily. Tumben dia ngirim pesan. Aku tidak langsung membukanya, hanya mengintip dari notifikasi,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh,

Bismillahirrahmanirrahim...


Deg! Aku tercekat membaca pembukanya.


Apa ini undangan walimah?


Tak mau penasaran lebih lama,

Aku langsung membuka WA,

___

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh,

Bismillahirrahmanirrahim


Dengan Ridha dan Kasih Sayang Allah,

Kami mengundang teman-teman ke acara Akad & Walimah kami, yang InsyaAllah diadakan pada: 

Hari/tanggal : Rabu, 22 Maret 2023

Waktu : 10.00- selesai

Tempat: Rumah Lily


Kami yang Berbahagia,

Lily & Rangga

___


Aku membaca ulang pesan Lily, memastikan aku tidak salah baca. 


Barakallah, Selamat berbahagia Lily 😊


Setelah membalasnya, aku menghapus riwayat chat dan kontaknya. Aku  tidak bisa mengatakan betapa sakitnya hatiku. 


Kututup laptopku dan bergegas mencari tempat untuk menenangkan diri.


"Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku." -Umar Bin Khatab-


#5CC

#5CC15

#bentangpustaka

#CareerClassQLC

Rabu, 22 Maret 2023

Jatuh Cinta #4

 


Menjelang akhir semester 6, beberapa temanku di Jurusan Sastra Indonesia sudah berhasil menyelesaikan Sidang Skripsinya. Grup WA angkatan pun jadi lebih ramai dengan postingan foto sidang yang disusul dengan serbuan ucapan selamat. 


Bagaimana dengan Lily ya? Apa dia juga sudah  menyelesaikan skripsinya? Tiba-tiba aku tersenyum mengingatnya. Aku juga penasaran ingin mengetahui kabarnya.


Terakhir kali kami bertemu beberapa bulan lalu di depan Aula setelah ia mengikuti Kuliah Umum untuk Mahasiswa Sastra Arab. Di rumah pun, aku tidak melihatnya, dia sangat jarang keluar rumah. 


***


Aku melirik jam di pergelangan tanganku,  pukul 10.00 pagi.

Aku baru tiba di depan pintu masuk Perpustakaan Kampus. 


Aku melihat ke sekeliling. Beberapa orang masuk beriringan denganku.

Kuambil HP, laptop, dan proposalku yang penuh coretan dari ransel. Kemudian ranselku kusimpan ke dalam loker. "Ceklek" Aku mencabut kunci setelah kupastikan loker terkunci .


Diantara deretan rak-rak buku yang berisi koleksi Karya Ilmiah, aku mencari meja yang dekat dengan akses colokan listrik. 

Setelah dapat posisi yang pas, aku  meletakkan HP, laptop dan proposalku di atas meja. Kutarik kursi, lalu duduk dengan nyaman. Aku membuka laptop, mulai fokus mengerjakan proposal yang sudah direvisi Dosen Pembimbing 1 dan 2.


2 jam berlalu, aku masih belum beranjak, mataku masih tertuju ke layar laptop.


Hampir tiap hari aku ke perpustakaan untuk menyelesaikan Tugas Akhirku, duduk...


#5CC

#5CC14

#bentangpustaka

#CareerClassQLC

Selasa, 21 Maret 2023

Jatuh Cinta #3

 


"Raka bagaimana? Bisa ji?" Aldi memastikan ulang apa aku bisa mengenalkannya ke Lily.


Aku terdiam beberapa saat sebelum merespon. Harga diriku seperti dipertaruhkan, aku tidak ingin kalah sebelum berjuang. 


"Maaf bro, saya juga suka sama Lily." Akhirnya aku mengakui  perasaanku.


"Wadduuh apes dah!" Aldi menepuk jidatnya sambil terkekeh.


Kemudian kami saling menertawakan. 


Saat SMA, aku berhasil masuk ke SMA Favorit. Teman sepermainanku tidak ada satu pun yang melanjutkan ke sekolah yang sama denganku. Begitu pun Lily, dia memilih bersekolah di Pesantren dan harus tinggal asrama. Kami jadi sangat jarang bertemu. Aku hanya melihatnya sesekali saat liburan, itu pun kami tak pernah mengobrol banyak. Lily menjadi perempuan yang berbeda, lebih menjaga diri dan membatasi interaksi denganku. Anehnya, aku semakin mengaguminya.


Masa putih abu-abu adalah masa yang penuh tantangan bagiku. Aku mulai beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru. Aku juga berani mencoba hal baru dan lebih berambisi membuktikan keeksisanku dengan mengikuti banyak kegiatan ekskul dan organisasi di sekolah. Selain menjadi Koordinator Bidang IV OSIS, aku juga mengikuti Ekskul Pramuka dan Ekskul Jurnalistik. 


Meski sekeras apapun usahaku untuk menyibukkan diri selama 3 tahun di SMA, aku tidak pernah benar-benar berhasil melupakan Lily. Di saat teman-temanku merasa berbunga-bunga dengan kisah romansa mereka, aku sama sekali tidak tertarik memulai hubungan spesial dengan siapa pun. Aku masih terjebak dengan perasaanku yang 'tak berubah arah. Apa aku yang terlalu setia atau bodoh sih?


#5CC

#5CC13

#bentangpustaka

#CareerClassQLC

Senin, 20 Maret 2023

Jatuh Cinta #2

 


"Halo namaku Lily. Bisa ka juga ikut main sama kalian?" Begitulah dia memperkenalkan diri dengan senyum sumringah saat pertama kali kami bertemu 10 tahun lalu. Saat itu, aku bersama tiga temanku yang lain, Aidan, Devi, dan Nandini, sedang asyik bermain lompat karet di depan rumah.  Lalu dia tiba-tiba datang, ingin ikut bermain. Rumah kami hanya berjarak dua rumah. Hari-hari berikutnya, kami berlima selalu bermain bersama sepulang sekolah. 


Saat SMP, kami masuk ke sekolah yang sama. SMP unggulan yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kami, masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki sekitar 5 menit. Meski satu sekolah, kami berada di kelas yang berbeda. Hampir tiap hari kami selalu berangkat ke sekolah bersama, saat istirahat kami sering makan bareng di kantin, sepulang sekolah pun aku sering ke rumahnya untuk belajar bersama. Tanpa sadar, kebersamaan kami yang cukup intens selama 3 tahun membuat perasaanku tumbuh, aku mulai tertarik padanya.


"Raka, kasi kenal ka dulu sama Lily." Teman sekelasku menghampiriku saat momen perpisahan sekolah kami. 


"Lily Nirmala maksudmu?" Jawabku gelagapan.


"Iya, Lily yang selalu rangking 1 di kelasnya. Saya suka sama dia." Jelasnya tanpa basa-basi.


Aku kaget dan sedih. Hatiku terasa sakit. Ternyata yang menyukaimu bukan hanya aku. Untuk pertama kalinya, aku merasakan cemburu. Rasanya aku ingin segera menyatakan perasaanku sebelum didahului orang lain. Tapi aku terlampau malu mengakuinya. 


#5CC 

#5CC12

#bentangpustaka 

#CareerClassQLC

Minggu, 19 Maret 2023

Jatuh Cinta #1


Ada seseorang yang sangat kusukai. Dia sederhana dan tidak banyak bicara. Aku kagum dengan caranya berinteraksi dengan orang lain, sangat menjaga batasan dengan lawan jenis.  Dia tidak terlalu cantik, penampilannya biasa saja, tapi sangat meneduhkan dengan jilbab panjangnya. Dia tidak populer, tapi cukup aktif mengikuti berbagai macam organisasi kampus. Dia juga tipe orang yang sangat senang membantu orang lain. 


Selama 10 tahun, kami hanya berteman baik. Aku mengenalnya sejak dia pindah di dekat rumahku, saat itu kami masih kelas 6 SD. Kami berkuliah di Fakultas yang sama tapi berbeda Jurusan. Sampai sekarang aku tidak pernah punya keberanian untuk menyatakan perasaanku.  Lebih baik kupendam daripada harus merasa canggung saat bertemu. Aku juga takut, dia malah menghindariku jika mengetahui perasaanku. Toh dia bukan tipe orang yang suka berpacaran. 


Mengajaknya nikah pun, aku masih belum siap. Aku baru semester 6, masih banyak mimpi-mimpiku yang harus kutuntaskan. Kuliahku belum selesai. Aku belum mendapatkan pekerjaan tetap. Tabunganku belum cukup untuk melamarnya. Apalagi kami Suku Makassar, menikah sangat identik dengan Uang Panaik yang tinggi. 


Aku hanya bisa memperhatikannya dari jarak jauh. Diam-diam menyukainya dan mendo’akannya. Aku berharap dia juga mempunyai perasaan yang sama untukku.


#5CC 

#5CC11 

#bentangpustaka 

#CareerClassQLC

Kamis, 16 Maret 2023

Bersalin


Petang menjelang, perutku mulai terasa nyeri. Aku masih sempat berdandan sebelum ke Rumah Sakit. Bedak dan gincu kupoles ke wajahku.

Harus terlihat cantik, batinku


Tiba di Kamar Bersalin, nyeri perutku terus berulang, tapi sakitnya masih bisa kutahan. Aku memutuskan keluar mencari udara segar.  Berjalan bolak-balik  di depan kamar. 4 jam berlalu, nyerinya mulai terasa lebih intens, aku segera masuk ke ruang bersalin. 


"Sudah pembukaan lengkap" Kata Dokter.


Hari sudah hampir berganti. Dokter dan Bidan siap membantu proses bersalinku. 


"Mengedan Bu." Pintah Dokter.


Aku mengikuti instruksi.


"Kalau sakitnya terasa, mengedan yang kuat, Bu." Seru Bidan bergantian.


Aku menarik nafas panjang dan mengedan. Perutku terasa sangat sakit. Aku berulang kali mengedan sambil menahan sakit. Tangan suamiku semakin erat kugenggam, berharap sakitnya bisa hilang sekejap.


Aku kelelahan,  kelopak mataku menjadi berat, hampir terpejam.


"Ibu, buka mata! Tetap jaga kesadaran." Tegur  bidan yang menolong.


Perutku sudah seperti balon udara yang kepenuhan oksigen, hampir meledak. Rasa sakitnya pun sudah tidak sanggup kutahan. Aku berteriak kencang. Nyawaku terasa sudah di ubun-ubun.


Sadar betapa beratnya perjuangan ibu, aku menarik tangan ibuku dengan tenagaku yang semakin melemah, aku menangis dan meminta maaf, menyesal pernah ketus dan dingin kepadanya.


Mataku mulai terpejam, sayup-sayup kudengar suara isak tangis suami dan ibuku, saling bersahutan, sangat memilukan. 


Anak dari rahimku berhasil keluar dengan susah payah. Tak bernafas, badannya membiru, terlalu lama terjebak di jalan lahir.


#5CC

#5CC10

#bentangpustaka

#DioramaCareerClass


Rabu, 15 Maret 2023

Mencintai Luka


Mungkin memang benar kata orang, kita harus ikhlas melepaskan untuk menyembuhkan luka. Tapi seberapa besar pun usahaku membenarkan kata-kata itu, tetap saja bagiku melepaskanmu adalah belajar mencintai luka.


Berita mendadak kuterima dari salah satu teman shiftmu kala itu."Pak Ardi kecelakaan, tertimbun longsor saat bertugas menggali tambang batu bara. Saat dievakuasi, bapak sudah dalam keadaan meninggal dunia." 


Aku terlampau kaget mendengar kabar kepergianmu. Sepatah kata pun tak ada yang bisa kuucapkan. Hatiku tercabik-cabik membayangkan tubuhmu yang tertimbun longsoran. Duniaku seperti runtuh dalam sekejap. Mungkin akan lebih melegahkan jika aku bisa menyusulmu saat itu juga. 


Harapan hidupku hilang. Mimpiku untuk menua bersamamu, ternyata harus kandas secepat ini, di usia pernikahan kita yang baru 4 bulan. Dadaku sesak dihantam kenyataan, tak ada yang bisa kulakukan selain menangis seharian sampai kelopak mataku bengkak, seperti sudah diberi pengembang roti.


Sedihku berlipat ganda mengingat momen terakhirmu saat berpamitan sebulan lalu,  "InsyaAllah hanya bertugas  6 bulan, Yang. Kalau semuanya lancar, aku bisa kembali sebelum jadwal persalinanmu. Gajiku dari Tambang Batu Bara juga akan bisa mencukupi biaya persalinan dan kebutuhan perlengkapan anak kita nanti." Katamu dengan mata berbinar dan senyum merekah sambil mengelus perutku.


Sudah lebih dari 15 tahun sejak kejadian itu, aku masih suka menangis diam-diam saat  mengingat kepergianmu yang tiba-tiba.


#5CC

#5CC9

#bentangpustaka

#DioramaCareerClass


Selasa, 14 Maret 2023

Getir


Malam semakin larut, hujan di luar pun masih belum redah. Sudah hampir dua jam Kumala mondar-mandir di ruang tamu, seperti setrikaan. Sesekali ia mengintip ke luar jendela. Hatinya sudah sangat gelisah menunggu Arya, suaminya yang belum juga kembali sejak meninggalkan rumah subuh tadi. Demi mencari lowongan pekerjaan, sudah beberapa hari ini, Arya selalu berangkat pagi buta dan pulang larut malam. 


"Assalamu'alaikum." 


"Wa'alaikum salam, Kak." Jawab Kumala sumringah setelah mendengar salam dari suaminya. Ia segera membuka pintu.


"Kok bisa sampai basah kuyup begini, Kak." Cemas Kumala melihat suaminya yang sudah gigil menerjang hujan.


"Mantelnya lupa dibawa, Dek. Tadi sempat berteduh sih, tapi hujannya nggak redah-redah, hehehe." Jawab Arya cengengesan mendengar kekhawatiran istrinya. 


Kumala bergegas mengambilkan handuk untuk suaminya. 

"Bersih-bersih dulu, Kak. Baru kita makan malam, sudah lapar nih." Seru Kumala sembari menyodorkan handuk ke tangan suaminya.


***


Arya dan Kumala sudah duduk melantai dengan alas karpet, mereka lahap menyantap nasi yang sudah dingin dengan lauk tempe, tahu, dan sambal.


Sudah 6 bulan sejak Arya di PHK dari kantornya. Mereka betul-betul menghemat pengeluaran agar tetap bisa bertahan hidup dari sisa tabungan yang kian menipis.


"Maaf ya, Dek, hari ini belum berhasil dapat kerjaan. Belum bisa ngasih tambahan buat belanja."  Arya sengsara melihat istrinya menyantap lauk seadanya. Ia hampir putus asa dengan kondisinya yang kian terpuruk karena persoalan ekonomi. 


#5CC

#5CC8

#bentangpustaka

#DioramaCareerClass


Senin, 13 Maret 2023

Ta'aruf


 Ping! Pesan baru dari Elina,
"Fah, pekan depan aku mau nikah, calonku baru kukenal 3 bulan lalu melalui proses ta'aruf."

Kabar yang sangat membahagiakan sekaligus mengejutkan. Akhirnya Elina bakal nyusul si Talitha. Ternyata diantara kami bertiga, aku yang rejeki jodohnya dapat giliran terakhir. 

Buru-buru aku menghubungi Talitha dan mengajaknya untuk menemui Elina di rumahnya sekarang juga. 

***

"Lin, kamu nggak takut nikah sama orang yang baru kamu kenal?" Tanyaku pada Elina, memulai pembicaraan. 

"Deg degan sih iya, tapi sama sekali nggak takut kok." Jawab Elina dengan semangat.

Talitha menyimak kami bercerita sambil menyendok es buahnya. 

"Proses ta'aruf kali ini, rasanya beda dengan yang sebelum-sebelumnya. Pernah ada beberapa kenalan juga yang ngajak ta'aruf, tapi belum ada yang membuatku seyakin ini." Sambung Elina dengan senyum merekah.

"Apa yang buat kamu yakin sama dia, Lin?" Lanjutku.

"Yakin aja pokoknya. Tiap malam aku shalat tahajjud dan Allah beri kemudahan selama kami berproses. Dia juga sesuai dengan kriteria yang kumau, tidak pernah pacaran, menjaga pergaulannya dengan lawan jenis, tidak merokok, dan yang terpenting menjaga shalatnya." Papar Elina dengan tersipu malu.

MasyaAllah, Pantaslah sahabatku yang sangat menjaga dirinya ini mendapatkan tipe laki-laki yang sepadan. Gumamku dalam hati.

"Kalau sudah ketemu orang yang tepat. InsyaAllah semua jadi simpel, orang tua juga mudah merestui, dan prosesnya bisa sangat cepat." Tutur Elina.

"Iya betul tuh." Sahut Talitha setelah gelas  yang dipegangnya kosong. "Prosesku dengan suami juga dulu cepat. Kami baru kenal dekat seminggu sebelum KKN selesai dan setelah KKN dia langsung datang ke rumah untuk melamar." Lanjutnya.

"Wah seru juga ya. Mirip seperti milih-milih pakaian di toko, kalau sudah ketemu yang cocok, pasti gak perlu mikir lama, langsung dimasukin ke keranjang." Celetukku.

"Tapi untuk menjalani pernikahan, harus tetap siapin ilmunya ya. Soalnya ujian pernikahan itu tidak semudah yang dibayangkan, jauh lebih menantang. Harus belajar mengalah dan bersabar." Beber Talitha yang sudah menikmati suka duka berumah tangga selama 10 tahun.

#5CC
#5CC7
#bentangpustaka
#DioramaCareerClass

Minggu, 12 Maret 2023

Ultimatum



Aku baru tiba di rumah menjelang Isya. Kemacetan saat jam pulang kantor, membuatku menghabiskan waktu  lebih lama  di  perjalanan. 
Setelah shalat dan beristirahat sebentar, aku bergegas ke dapur menyiapkan makan malam.

Suara nada dering panggilan masuk terdengar hingga ke dapur. Aku berlari ke kamar mengambil handphoneku. Namanya tertera di layar kaca, Arsa Praditya, teman sekelasku saat SMP. Kami berteman sudah sekitar 19 tahun, sampai sekarang masih sering berkomunikasi.

Dengan rasa was-was, aku mengangkat teleponnya. Dia mengawali pembicaraan dengan menanyakan kabarku. Tapi kali ini, aku sangat tidak antusias menanggapinya. 

Dia terus mengoceh panjang lebar. Aku lebih banyak diam, sesekali kurespon dengan jawaban singkat. Nada suaranya mulai terdengar khawatir. Aku hanya mengabaikan. Bosan disikapi sangat protektif. Dia melanjutkan  dengan  beberapa pertanyaan dan bercerita  panjang lebar.

"Aku sedang menyiapkan makan malam, tidak bisa  ngobrol lebih lama." Sahutku.

"Maaf mengganggumu, kalau begitu sudah dulu ya. Kamu baik-baik ya di sana." Lontarnya mengakhiri pembicaraan dengan suara yang terdengar kecewa.

"Berhenti menghubungiku, Sa. Aku tidak ingin menghancurkan hati suamiku. Aku tidak mau merusak rumah tanggaku." Balasku dingin sebelum ia menutup teleponnya. 

Kata-kata suamiku terus terngiang di kepalaku,
"Jangan terlalu sering  berkomunikasi dengan Arsa. Aku tahu dia masih menyimpan perasaan padamu, gelagatnya sangat jelas. Aku percaya kamu  hanya menganggapnya teman. Tapi lebih baik  kita menghindari kemungkinan yang lebih buruk. Kalau kamu masih menghargaiku sebagai suamimu, tolong berhenti menghubunginya." 

#5CC
#5CC6
#bentangpustaka
#DioramaCareerClass

Kamis, 09 Maret 2023

Belajar Menerima Takdir Allah

 


Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi.


Apa yang kita inginkan, bisa terjadi jika Allah kehendaki.


Tapi, kehendak Allah belum tentu sesuai dengan keinginan kita.


Sebab yang kita inginkan saat ini,  bisa jadi bukanlah hal yang paling kita butuhkan.


Sedangkan Allah, tentu jauh lebih mengetahui apa yang paling kita butuhkan.


Maka apapun yang saat ini terjadi atas kehendak Allah, belajarlah menerimanya. Meski terkadang harus diterima dengan penuh linangan air mata.


Sebab yang Allah Takdirkan, pastilah yang terbaik. Sudah tertakar sesuai kebutuhan kita dan tidak akan tertukar.


Termasuk perkara jodoh yang belum ketemu, pekerjaan yang tidak tentu, keturunan yang belum ada, dan ajal yang tiba-tiba.


#5CC

#5CC5

#bentangpustaka

#writingcareerclass

Rabu, 08 Maret 2023

Jalan yang Jauh



Sepanjang perjalanan, aku sibuk mengamati kendaraan yang lalu lalang. Menikmati pemandangan kota  melalui kaca jendela DAMRI yang kutumpangi sejak 40 menitan lalu dari Bandara Minangkabau. 


Menjelang magrib, mataku lebih terpaku ke langit biru yang  mulai meredup. Syukur di sini cuacanya cerah. Padahal tadi siang, saat berangkat dari Hasanuddin, hujannya gerimis. Saat transit di Halim pun, hujan masih gerimis. 


Matahari mulai terbenam, DAMRI melintasi jalur jalanan di sepanjang pinggir pantai.  Pemandangan langit senja terlihat lebih indah.  Energiku yang sudah hampir habis,  seperti kembali terisi penuh. 


Melewati Tugu Merpati Perdamaian, aku  buru-buru mengeluarkan smartphone dari kantong tasku. Kubuka aplikasi kamera dan kuarahkan fokus ke matahari terbenam dan replika merpati. Orang-orang juga mulai ramai berkumpul di pinggir Pantai Padang, turut berfoto mengabadikan momen matahari terbenam.


"Turun di mana dek." Tegur kenek DAMRI saat aku asyik melihat pemandangan di luar jendela.


"Di perhentian akhir pak." Balasku kaget. "Di lapangan Imam Bonjol. Mau nyambung mobil travel di situ." Paparku lebih jelas.


"Mau ke mana dek? Saya juga turun di dekat lapangan. Mau lanjut ke Pessel." Tanya Bapak yang duduk berseberangan kursi denganku.


"Ke Painan, Pak." Jawabku singkat.


Lalu dia melanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan lain dan bercerita  panjang lebar.


"Memangnya tidak takut ya dek,  jauh-jauh ke kampung orang sendirian." Sambungnya setelah tahu kalau aku adalah pendatang yang jauh-jauh ke Sumatera untuk bekerja.


"Alhamdulillah tidak, Pak. Malah senang  bisa kerja sambil jalan-jalan." Tuturku bersemangat.


Sejauh apapun kita berjalan, tidak ada yang perlu kita takutkan.  Selama niat dan tujuan kita baik,  tidak ada yang perlu kita khawatirkan. Sebab dalam perjalanan, Allah akan selalu memberikan pertolonganNya melalui perantara orang-orang baik yang kita temui.


#5CC

#5CC4

#bentangpustaka

#writingcareerclass

Selasa, 07 Maret 2023

Menjaga Diri

 

"Perempuan itu seperti telur yang sangat rapuh, sekali retak, ia tidak akan pernah bisa kembali utuh seperti sebelumnya."

Seseorang pernah menyampaikan pesan ini saat aku masih SMP. Mungkin kata-katanya tidak sama persis. Tapi ini betul-betul sangat berkesan untukku.


Dari perumpamaan sederhana itu, aku belajar konsep menjaga diri. Bagaimana seharusnya seorang perempuan menjaga kehormatannya agar tidak terjerumus ke pergaulan yang salah.

Kalau tidak ingin hancur seperti telur, pandai-pandailah menjaga diri. 

Jangan berani mendekati hal-hal yang bisa menjerumuskan kita ke sesuatu yang negatif.

Lebih baik menghindari daripada harus menyesali.

#5CC
#5CC3
#bentangpustaka
#writingcareerclass

Senin, 06 Maret 2023

Apa Kabar?


Mungkin ini salah satu pertanyaan klise yang sering kita dengar, sering kita tanyakan, sering kita baca. Bahkan saking seringnya, terkadang malah dianggap cuma basa-basi.


Apa kamu pernah mengirim pertanyaan seperti ini ke teman, keluarga, kerabat atau kenalanmu yang lain? 

Apa jawaban mereka?


Atau mungkin, ada seseorang yang ingin sekali kamu kirimi pertanyaan ini, tapi malah nggak berani, overthinking duluan, nggak punya nyali, malu, atau gengsi?


Belum juga dikirim, tapi sudah kepikiran yang macam-macam. 

Kira-kira respon dan jawabannya seperti apa ya? 

Atau takut nggak direspon? 

Centang biru tapi nggak dibalas. 

Akhirnya nggak jadi deh dikirim.


Atau ada yang ingin kamu kirimi pertanyaan ini, tapi sudah nggak bisa lagi?  Seseorang yang sangat  kamu rindukan, tapi sudah tidak terjangkau lagi keberadaannya. 


Apakah kamu pernah menerima pertanyaan seperti ini dari seseorang?

Bagaimana responmu? 


Hai, kamu. 


Iya, kamu yang membaca tulisan ini, 


Apa Kabar?


#5CC

#5CC2

#bentangpustaka

#writingcareerclass

Minggu, 05 Maret 2023

Teman Cerita

 


"Kak, mauka cerita." Seorang teman dekat menghampiriku  disaat  bergegas apel pagi, suaranya terdengar memelas.

"Kenapa? Ada masalah apa?" Aku membalasnya sambil memperhatikan sorot matanya. Terlihat sayu, seperti habis menangis.

"Sebentar saya cerita kak, tidak sibuk ji ki?" Balasnya. Lalu kami berjalan beriringan menuju halaman depan.

"Hmm sebentar ya."  Aku menjawab ragu-ragu. Pikiranku sibuk sendiri, bingung harus mengiyakan atau tidak, pasalnya Sabtu ini banyak list pekerjaan yang harus kuselesaikan.  Maklum awal bulan, banyak laporan yang deadline di tanggal 5.

"Sebentar nah kita cerita." Lanjutku sambil menepuk-nepuk punggung tangannya dan mengamati ekspresi wajahnya, aku ingin memastikan ia tidak kecewa dengan responku sebelumnya.

Kemudian kami berpisah, aku mengambil posisi dalam barisan, sedangkan ia bersiap untuk mengambil dokumentasi apel pagi dan membuat notulensi.

Selepas apel pagi, kami malah sibuk dengan urusan masing-masing. Ia menuju ruangannya untuk menyelesaikan laporan yang sudah hampir deadline. Sedangkan aku, segera mencari perlengkapan kebersihan dan menuju halaman belakang untuk bersih-bersih, kali ini namaku masuk daftar Petugas Sabtu Bersih.

Setelah bersih-bersih, aku lanjut menyelesaikan laporan bulanan. Di tengah kehektikanku mengerjakan laporan, sesekali aku mengecek WhatsApp. Ada pesan singkat masuk dari teman yang tadi ingin bercerita. Ia meminta pendapatku terkait masalahnya. Aku membalas dan menanyakan lebih clear situasinya, lalu kembali fokus dengan laporan.

Pukul 11.30 WITA akhirnya laporan selesai, rencana selanjutnya adalah kunjungan ke rumah pasien, ada pemantauan berkala yang perlu kutuntaskan. Harus segera bergegas sebab ada undangan pertemuan juga yang wajib kuhadiri pada pukul 13.30 WITA di Tidung Mariolo.

Sebelum berangkat,  aku kembali membuka WhatsApp. Runtutan pesan masuk sejak pukul 08.39 WITA. Aku fokus membaca pesan pada dua baris terakhir, 

Mauka menyerah tapi haruska berjuang 

Tapi capek ka  


Terkadang saat sedang tidak baik-baik saja, mungkin kita tahu apa yang harus kita lakukan, tapi kita tetap butuh teman cerita,  teman yang bisa hadir  mendengarkan cerita dan keluh kesah kita.


Semangat ya

insyaallah semoga Allah mudahkan

Mauka dengar ceritanya panjang lebar 

Tapi buru-buruka juga

InsyaAllah nanti ketemuki baru cerita-cerita

Aku mengirimkan balasan setelah membaca pesannya, lalu segera menuju parkiran.


Aku tipikal orang yang terlalu to the point dan kurang bisa berbasa-basi. Kuharap responku tidak membuatnya merasa terabaikan. Aku takut, di tengah kesibukanku, aku menjadi abai dengan orang-orang di sekitarku. Aku takut tidak punya waktu untuk orang lain, saat mereka butuh bantuan.

#5CC #5CC1 #bentangpustaka #writingcareerclass