Sabtu, 24 Oktober 2015

Pulang

Panciro, 13 Oktober 2015

Sabarlah, rumah sudah dekat.

Sepanjang perjalanan, aku terus mengingat-ingat percakapan terakhir kami dan pesan-pesannya.  "Sering-seringlah datang ke sini" pintahnya sambil mengusap air di sudut matanya.

Sabarlah, rumah sudah dekat. 

Aku semakin gusar. Perjalanan pulang kali ini tampak lebih panjang.

Sabarlah, rumah sudah dekat. 

Matahari hampir terbenam. Aku berjalan lebih cepat. Beberapa orang berjalan beriringan menuju arah yang sama denganku. 

Bendera putih terpasang tepat di depan rumah. Maaf, aku datang terlambat.

Lelaki yang tak asing menyambutku di pintu masuk, tanpa berkata-kata ia langsung merangkul dan menepuk-nepuk bahuku.  Aku hanya diam  kemudian berlalu masuk ke rumah.

Rumah sudah penuh sesak dengan orang-orang terdekat hingga yang tidak kukenali sama sekali. Isak tangis dari mereka tak lantas membuatku ikut menangis. Rasanya aku sudah kebal dengan kehilangan.
This entry was posted in