Tampilkan postingan dengan label kisah hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah hidup. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 Mei 2012

Cerita di Penghujung Subuh



Selasa di waktu subuh…
Saat subuh menjemput, tiada yang paling indah selain kesempatan untuk kembali bisa membuka mata.


Rokkugo! Rokkugo! Rokkugo! Marhe mal!

Huh! Lagi-lagi deringan alarm HP adikku yang terdengar seperti bahasa alien di telingaku spontan membuatku terbangun. Ini sangat menyebalkan harus terbangun sebelum tahu akhir cerita dari  mimpi  indahku. Lagi-lagi  mimpiku terputus tragis.

..Alhamdulillahi rabbil ‘alamin . . . Lantunan bacaan imam shalat di Masjid mengalun merdu

 “Astaghfirullah, ini sudah lewat adzan subuh!”. Dengan tergesa aku langsung melompat dari pembaringan. Aku berusaha menstabilkan kesadaranku dengan mengucek mata yang masih terkatup-katup. Aku menyeret kakiku sambil berusaha membuat mataku melek sepenuhnya. Aku tertatih menuntun langkah menuruni tangga. Sesampainya di ambang pintu belakang, aku memicingkan mata.

Tumben, subuh-subuh begini sudah cerah  batinku.

Aku menengadahkan kepala. MasyaAllah, ternyata  sinar  bulan. Langit biru kelam dihiasi  bintang-bintang dan bulan yang bulat sempurna. Perpaduan gradasi warna yang  menciptakan  pemandangan yang sangat indah, menakjubkan. Sesaat aku terkesima dengan keindahan langit subuh. Sungguh ciptaan sang Maha Pencipta tiada tandingannya.
Di tengah ritual wudhuku, terdengar samar ketukan mike dari speaker masjid. Aku diam sejenak untuk menyimak.  

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un , turut berduka cita atas berpulangnya . . . . .”

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un” bisikku kaku. Aku merinding teringat kematian. Lagi-lagi berita duka. Ini sudah berita duka yang ke-2 di pekan ini. Beberapa hari yang lalu, tetangga depan rumah juga berduka cita karena kepulangan sosok seorang ayah ke rahmatullah. Dan yang paling menyedihkan, kematian ayahnya itu hanya terpaut dua hari setelah acara pernikahan anaknya. Ini sangat tragis bukan?

…Dan tidak ada yang lebih dekat dari kita kecuali kematian…



Senin, 17 Januari 2011

Buangan menjadi Rebutan


     Sepertinya dengan berat hati saya harus mengakui bahwa dalam kurun waktu 17 tahun 10 bulan 7 hari dari masa hidupku, saya belum pernah melakukan hal yang membanggakan untuk orang disekitarku. Tentu saja hal tersebut membuat rating ketidakjelasan diriku meningkat pesat. Istilahnya saya tampak abstrak di mata mereka. Kasarnya sih produk gagal, orang buangan yang tidak ada manfaatnya *hikhikhiks sedih rek.. T.T
   well.. sebelum semuanya mewabah dan menjadi pandemi. Saya harus merombak hidupku yang tidak jelas.buram.kabur.or whatever lah.. Kalau perlu semua alat-alat canggih yang bisa nginclongin hidupku dibungkus semua deh (berkoar dengan semangat menggebu-gebu,. ^^). Hei bung! Sekarang semangatku sudah ada di puncak tertinggi..siap untuk terjun bebas..sebebas elang *loh kok jadi ngalor ngidul kagak jelas ya?! Hehe..
    Back to the topic, well..berhubung saya tidak mau menjadi salah satu produk gagal dan tidak mau sukses memproduksi kata "seandainya.." jutaan kali lipat lebih banyak dari manusia lainnya alias menjadi salah satu orang yang memendam jutaan penyesalan, mulai detik ini saya mau mengubah dunia,.ups maksudnya mengubah diriku menjadi lebih baik! "simsalabim abra kadabra..kun fa ya kun" *bibir komat kamit gak jelas..
   As we know "menjadi lebih baik itu tidak ada yang express" so.. tentu saja semuanya harus diperjuangkan tahap demi tahap istilahnya step by step lah.. yang penting secepatnya harus dimulai. Mulai dari yang kecil, mulai dari sekarang, dan yang pastinya mulai dari diri sendiri.
   Dalam rangka menata hidup menjadi lebih baik, tentu saja saya harus menetapkan misi awal untuk diri sendiri. First of all.. saya harus optimis, membuang semua sifat dan sikap negatif yang merusak, harus menjadi diri sendiri tidak mau hidup dalam ambisi orang lain. Ehm sepertinya kondisiku sekarang pas banget dengan quoted 5 cm karya
Donny Dirghantoro: 

"Taruh mimpi-mimpi kamu..cita-cita kamu..
keyakinan kamu..apa yang kamu mau kejar..
taruh di sini..jangan menempel di kening.
Biarkan dia menggantung.. mengambang..
5 cm di depan kening kamu..
jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu.
Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu setiap hari,
kamu lihat setiap hari dan kamu percaya kamu bisa.
Apapun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri,
kalau kamu percaya sama keinginanmu
dan kamu NGGAK BISA MENYERAH.
Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,
bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat,
apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri,
biarkan keyakinan kamu 5 centimeter
menggantung mengambang di depan kening kamu..
Dan sehabis itu, yang kamu perlu..
cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja dan
hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,
serta mulut yang akan selalu berdoa "

   Pokoknya si produk gagal harus di musnahkan mulai detik ini! Si makhluk buangan harus jadi rebutan. Cukuplah ia jadi buangan di masa silam tapi sekarang dan di masa yang akan datang ia harus jadi rebutan. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan yang terbaik.


Selasa, 21 Desember 2010

Ngampus sampai Kurus!

     well. sekarang saya resmi putus dengan dunia perkuliahan semester pertama. Congratulation for me ^^. Kalau masalah nilai sih dengan sangat terpaksa saya harus bilang "I DON'T CARE" Whatever will be will be..Que sera sera. saya kuliah bukan hanya untuk mengejar nilai.
    Alhamdulillah rintangan pertama sudahterlewati. Meski agak kecewa juga sih karena kinerja saya sebagai mahasiswa di semester perdana ini sangatlah buruk. Gara-gara kesehatan drop, saya harus rela absen selama 1 pekan. Maklum., lebih besar pasak daripada tiang! tenaga terkuras habis-habisan padahal istirahat sangat minim. Ya wajarlah,. secara saya harus berangkat ke kampus pagi buta dan kembali ke rumah setelah matahari terbenam (resiko rumah kejauhan.. hidupku serasa habis di jalan!!).

    Selain itu, makan pun sudah sangat tidak teratur..beruntung sih kalau sempat makan 2 kali sehari. So.. nggak heran dong kalau pas ketemu teman SMA, mereka pada ngelihat saya dengan ekspresi prihatin dan berkomentar kalau saya jadi tambah kurus.
    
Yeah for me it's no problem!! Enjoy it! But, I Hope the next will be better than it!! ^^

Minggu, 19 Desember 2010

Hujan di Masa Lalu


    Akhir-akhir ini cuaca bumi memang sungguh mengenaskan. Panas dan hujan tak lagi menentu. Tapi biarlah alam berbuat sesuai apa yang dikehendaki sang Ilahi.
   Sore ini hujan kembali mengguyur kediamanku. "Pemandangan yang menyelipkan kehangatan di jiwa" bisikku sambil mengulurkan telapak tangan untukmerasakan dinginnya tetes hujan yang tumpah ruah. Suasana yang mengingatkanku akan hujan di masa lalu.
   Imajiku melayang bebas menguak potret kenangan enam tahun silam. Merengek manja agar diizinkan bermain bersama hujan. Tetap ngotot meski dengan bonus omelan.
Masa kanak-kanak yang penuh keceriaan. Bersorak gembira bersama kawan sepermainan. Tertawa riang mengikuti irama hujan yang mendarat indah di atap seng rumah. Berlari menerobos derasnya hujan. Mengejar sandal jepit yang terbawa arus hujan di aliran got. Menjerit ketakutan dikala deru guntur menyambut.
   Potret kenangan yang 'kan selalu mengambangkan rindu dalam ruang hati. Ceritakan padaku tentang hujan, aku ingin mengenalnya lebih dekat.

~Untuk mama., terima kasih telah memberiku kesempatan untuk mengukir kenangan indah bersama hujan~

Sabtu, 18 Desember 2010

Pejuang Sejati Berani Gagal untuk Sukses


  Hari ini galau lagi-lagi menyapa. Kecewa karena kembali teringat akan kegagalan yang kurengkuh. Rasanya saya tak pantas menyandang predikat sebagai alumni dari sekolah berpredikat unggulan! "Katanya alumni dari sekolahan yang murid-muridnya cerdas..tapi, nyatanya kalah saing dengan yang lain". Ya Allah ini sungguh kenyataan pahit yang menyakitkan.
  Malu beribu malu.. sungguh aku seperti seseorang yang kehilangan arah kendali. Tak kuasa menahan kekecewaan, sedihku kembali berkecamuk. Tangisku tak dapat terbendung. Astaghfirullah aladzim... seputus asa itukah aku sebagai seseorang yang yakin akan kuasa sang khalik?!
  Kembali ku indahkan galau hatiku dengan mengingat kuasa-Nya. Dalam penghambaanku pada-Nya, aku mengadu dengan tangis.
  

"ala bidzikrillaahi tathmainnul quluub
...ketahuilah, bahwa dgn berdzikir kepada Allah, hati menjadi tenang..."
  

Sungguh ialah obat deritaku. Irama bahagia perlahan menyambut. Meski berat, ku 'kan mengazzamkan diri tuk melukiskan anganku dalam cita. Setidaknya, aku harus rela keluar dari zona bahagiaku untuk merengkuh kebahagiaan yang lebih agung. Ulat pun harus rela terkurung sementara waktu dalam kepompong yang sempit dan gelap untuk bisa menjadi kupu-kupu cantik yang bisa terbang bebas di cakrawala.

Sabtu, 31 Juli 2010

Putih Abu-Abu di Satu Tujuh


kamis, 22 juli 2010
Dalam riang yang terpaut resah,..

      Dengan rasa canggung kupaksakakan kakiku melangkah memasuki gerbang sebuah gedung yang telah menjadi saksi bisu dari kisah yang kuukir bersama sahabat seperjuanganku. Entah angin apa yang membuat langkahku gontai. Tetapi, setidaknya ada sebuah tujuan yang menggerakkan hati untuk menuntunku ke tempat ini.
      Suasana tempat ini sudah tak seperti di saat awal perjumpaan, bisikku dalam hati. Pagar putih kusam telah tergantikan oleh pagar yang lebih megah dengan warna biru tua. Halaman parkir yang kosong melompong pun kini dipadati oleh mobil-mobil mewah. Tak puas dengan pemandangan di area parkir, aku melanjutkan langkah tuk menelusuri sudut-sudut lain.
     Dari ruang parkir, aku bergerak ke arah barat memasuki gedung utama yang diantarai dengan dua buah gerbang kecil. Aku lebih mengenalnya dengan sebutan 'ruang tata usaha'. Selepas dari ruang TU, pandanganku terpaku ke arah taman yang mengelilingi lapangan kecil berbentuk persegi panjang (biasa digunakan sebagai lapangan futsal putri pada porseni).
     Setelah puas dengan pemandangan tanaman hias yang beraneka ragam. Pandangan mata kualihkan ke arah barat taman. Lagi-lagi pandanganku tersihir oleh bangunan megah berkubah yang didominasi dengan warna hijau 'masjid nur wahyu syamsi', tampak meneduhkan dan membuatku tak bergeming.
     Kulanjutkan penjelajahanku dengan menelusuri koridor yang berada di sisi selatan taman. Langkahku terhenti tatkala ku melintas di depan galeri foto yang terkemas dalam bentuk mading. Sesekali tersungging senyum di bibirku di saat mataku menelusuri potret kisah yang tak 'kan pernah bisa terulang. Potret yang membuat pikiranku kembali menembus alam imajinasi untuk menemui masa di saat gambar-gambar itu direkam. 
     Sungguh sebuah masa yang indah, masa yang mampu merangkum beraneka macam warna dan rasa dalam sebuah dekade perjuangan yang mampu mengajarkan makna dari persahabatan, cinta, ketulusan, ketegaran, dan kesabaran. Masa yang singkat namun menyimpan jutaan kisah di benak para pelakonnya.
     Kumandang adzan dhuhur membuatku sadar akan tujuanku ke tempat ini. Kuhentikan penjelajahanku dan kembali kutuntun kakiku tuk melangkah ke ruang tata usaha. Ya,. aku ke tempat ini untuk mengurus berkas kelulusanku dari sman 17 makassar. Cap jari, foto copy berkas, legalisir.. dan akhirnya semua beres.
     Dapat ijazah berarti sudah resmi terdepak dari bangku sma(good bye jubel >,<) tapi, kenangan yang telah kuukir di satu tujuh 'kan tersimpan abadi dalam hati dan pikiran. Tak 'kan pernah terganti meski masa telah terenggut oleh sejarah.

Rabu, 28 Juli 2010

Pilihan


source

     Titian masa membawaku ke gerbang hidup yang penuh pilihan. Mungkin tanpa bantuan-Nya, aku tak 'kan mampu menyingkirkan sekam dalam jalanku. Dilema.. ya tentu saja itu merupakan hal yang wajar. Ada pilihan berarti harus siap menetapkan yang terbaik.
    Bimbang,cemas,ragu, khawatir,harap yang berlebihan, menjadi satu dalam ombang-ambing gelombang dilema. Tak banyak yang dapat kuperbuat dikala keputusan telah ditetapkan. Di sela-sela kepedihan, hati berbisik syukur akan apa yang telah kuperoleh, semoga inilah yang terbaik... ~hal yang tidak mungkin bagimu bisa saja terjadi, karena Allah Subhanahu wa ta'ala jauh lebih memahami pribadimu ketimbang dirimu sendiri~

Rindu tuk Bersua

     Tak terhitung lagi detik-detik waktu yang kulalui tanpa bersua denganmu .. Entah rasa apa lagi yang terbendung dalam benakmu tentang diriku. Aku malu dengan keadaanku. Aku iri tak bisa hadir tuk ikut berbaur merasakan bahagia, sedih, tawa, tangis disetiap perjumpaan.
     Kini, aku tersingkirkan. Terperosok jauh dari jangkauan. Bagai tak dianggap. Hatiku sungguh tak bisa menerima keadaan yang seperti ini. Senyum tulus dikala bersua tak lagi seindah dahulu. Serasa terpendam asa yang tak terwujud. Penuh kepalsuan.
     Dalam hening dan diamku,. kuberharap semua kembali seperti dahulu.. tak ada sekat kepalsuan yang meluluhkan keikhlasan.

Senin, 31 Mei 2010

Akhir Pertemuan

     Setiap ada kelahiran, kematian pun 'kan setia mengiringi. Setiap ada perjumpaan pasti 'kan ada perpisahan, entah itu lambat ataupun cepat. Ya.. aku pham akan hukum alam yang sedemikian.. namun, satu hal yang tak dapat ku pahami, disetiap kali perpisahan itu menghampiri..
kepedihan selalu terasa sangat menyesakkan hingga hati pun tak kuasa menahan air mata yang perlahan jatuh membasahi pipi.
     Mungkin begitulah diriku disaat menghadapi kenyataan yang menyakitkan. Tapi, aku yakin bukan hanya diriku saja yang merasakan hal yang sedemikian.. Kebahagian di awal perjumpuaan pasti 'kan terasa menyedihkan disaat semuanya berakhir. Tapi, dikala hal tersebut menghampiri, hal yang perlu kuteguhkan dalam hati ialah menjadikan perpisahan ini sebagai bukti nyata dari bentuk kefanaan dunia.
"barang siapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah maka Allahkan menggantikannya dengan sesuatu yang jauh lebih baik.."
ya.. tak ada yang kekal di dunia ini. Kekekalan 'kan kita jumpai di dunia akhirat kelak. Makanya, kita harus membenahi diri sebaik mungkin. Memperindah tatanan iman dan ketaqwaan di dalam hati sehingga akhir pertemuan kita di dunia dapat kita tebus dengan pertemuan yang kekal, InsyaAllah di akhirat nanti. Di surga-Nya.
    Untuk itu kita harus berusaha untuk mdndapatkan surga Allah Subhanahu wata'ala, sehingga kita bisa berjumpa dalam ridha-Nya tanpa akan menemui perpisahan lagi.
Bukankah Allah telah berfirman dalam surah Al-kahfi:107-108 "sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Bagi mereka adalah surga firdaus sebagai tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya"

   Hapuslah air mataku dengan senyummu sebagai tanda perpisahan kita. Aku yakin waktu 'kan kembali mempertemukan kita tuk merajut cinta karena Allah Subhanahu wata'ala.

Rabu, 17 Februari 2010

Pelangi Hidupku

Luka fisik memang sudah tak berbekas lagi namun luka dalam hatiku masih sulit tuk disembuhkan. 
Dan pada kenyataannya aku tak bisa memungkiri bahwa semua itu telah memegang andil yang cukup besar dalam mengubah kehidupanku. 
Meski demikian, aku tidak akan pernah menyesal akan apa yg tlah terjadi di masa laluku.
Semua itu kuanggap sebagai sebuah penghargaan spesial yang patut tuk disyukuri. 
Rasanya memang sangat pahit. Namun setidaknya rasa itu tlah mengajarkanku tuk tersenyum dalam tangisan dan tertawa dalam kemarahan.

Minggu, 31 Januari 2010

Tebusan ke SURGA


Seapik apapun derita itu disembunyikan di balik untaian senyuman, tetap saja binar dalam tatapan mata tak mampu menutupinya. Tak mengapa jika enggan membaginya dengan yang lain. Tapi kuharap derita itu tak mengundang kesedihan tuk bersemayam dalam hati. Dan kuberharap semoga ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan ketegaran dalam menghadapi kepahitan ini. 

Ya... seperti inilah konsekuensi dari pilihan yang telah diemban. Harus rela terluka. Siap mengorbankan jiwa dan raga demi sesuatu yang semestinya dipertahankan. 

Biarlah peluh keringat bercucuran. 

Biarlah air mata menetes. 

Biarlah luka tertoreh. 

Biarlah ada pertumpahan darah. 

Asal tetap melangkah tegak dalam jalan yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wata'ala. 

Sungguh derita ini belum seberapa jika dibandingkan dengan siksa yang akan diterima jika lebih memilih untuk ingkar (naudzubillahi mindzalik). Semoga Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa meneguhkan hati para hamba-Nya dalam kebaikan. Dan semoga hati tak pernah lalai dan lupa dalam mengingat-Nya serta tak pernah bosan tuk bersyukur kepada-Nya.

Kamis, 24 Desember 2009

Jembatan Hidayah


Kisah ini kumulai sejak masa-masa orientasi siswa baru. Berawal dari gemerlap dan kemeriahan sesi demo ekskul dan inskul. Pada saat itu mataku masih disilaukan akan nafsu jiwa mudaku. Promosi dari senior dan hasutan teman-teman semakin membulatkan tekadku untuk menuruti nafsu jiwa. Ya.. akhirnya kuperturutkanlah nafsuku untuk mengisi formulir ekskul dalam bidang musik (padahalkan aku sangat tidak berbakat dalam bidang ini! hehe). Saat itu tak hanya satu ekskul saja yang ingin kuikuti, ini karena kerakusan hatiku. Setelah kuhitung-hitung, sudah genap 6 formulir ekskul dan inskul yang telah kuisi. Namun, itu belum cukup bagiku. Sebab aku belum mendapatkan formulir dari ekskul yang bergerak dalam bidang keagamaan. Itu bukan karena aku tak ingin, hanya saja belum ada senior yang datang membagikannya ke kelasku.

Jumat, 04 Desember 2009

Persimpangan Jalan

 
Ini tahun terakhir bagiku berada di sekolah menengah atas. Tentu saja banyak pilihan dan keputusan yang harus kutetapkan tuk menentukan ke arah mana aku harus melangkah?
Kini, pikiranku betul-betul dirundungi kebimbangan. Pikiran, perasaan, dan tindakan bagai tak sejalan lagi. Ada keinginan dari batin ini yang tak bisa kuungkap. Ada asa yang ingin kuwujudkan namun kondisi fisik bersikukuh tuk menolak.Ada hasrat yang bertolak belakang dengan hakikat diri ini.Aku tak ingin menuruti egoku. Aku tak ingin menyiksa batinku. Aku tak ingin
menggoreskan kekecewaan di hati orangtuaku.
Kini, pikiran sudah tak kuasa lagi menahan penat yang dirasakan sang hati.Akhirnya, hati pun memberikan kekuasaan penuh kepada aqidah dan iman yang telah menyelimutinya tuk menuntun diri ini menuju arah yang terbaik dan menguatkan diri ini menapaki jalan yang dilalui.
Cukuplah kupasrahkan sepenuhnya nasib ini kepada sang Khalik. Namun, itu tentu saja tetap ku iringi dengan usaha yang setimpal. Tak hanya diam membisu.