Tampilkan postingan dengan label tentang hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tentang hati. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Desember 2010

Pejuang Sejati Berani Gagal untuk Sukses


  Hari ini galau lagi-lagi menyapa. Kecewa karena kembali teringat akan kegagalan yang kurengkuh. Rasanya saya tak pantas menyandang predikat sebagai alumni dari sekolah berpredikat unggulan! "Katanya alumni dari sekolahan yang murid-muridnya cerdas..tapi, nyatanya kalah saing dengan yang lain". Ya Allah ini sungguh kenyataan pahit yang menyakitkan.
  Malu beribu malu.. sungguh aku seperti seseorang yang kehilangan arah kendali. Tak kuasa menahan kekecewaan, sedihku kembali berkecamuk. Tangisku tak dapat terbendung. Astaghfirullah aladzim... seputus asa itukah aku sebagai seseorang yang yakin akan kuasa sang khalik?!
  Kembali ku indahkan galau hatiku dengan mengingat kuasa-Nya. Dalam penghambaanku pada-Nya, aku mengadu dengan tangis.
  

"ala bidzikrillaahi tathmainnul quluub
...ketahuilah, bahwa dgn berdzikir kepada Allah, hati menjadi tenang..."
  

Sungguh ialah obat deritaku. Irama bahagia perlahan menyambut. Meski berat, ku 'kan mengazzamkan diri tuk melukiskan anganku dalam cita. Setidaknya, aku harus rela keluar dari zona bahagiaku untuk merengkuh kebahagiaan yang lebih agung. Ulat pun harus rela terkurung sementara waktu dalam kepompong yang sempit dan gelap untuk bisa menjadi kupu-kupu cantik yang bisa terbang bebas di cakrawala.

Sabtu, 31 Juli 2010

Putih Abu-Abu di Satu Tujuh


kamis, 22 juli 2010
Dalam riang yang terpaut resah,..

      Dengan rasa canggung kupaksakakan kakiku melangkah memasuki gerbang sebuah gedung yang telah menjadi saksi bisu dari kisah yang kuukir bersama sahabat seperjuanganku. Entah angin apa yang membuat langkahku gontai. Tetapi, setidaknya ada sebuah tujuan yang menggerakkan hati untuk menuntunku ke tempat ini.
      Suasana tempat ini sudah tak seperti di saat awal perjumpaan, bisikku dalam hati. Pagar putih kusam telah tergantikan oleh pagar yang lebih megah dengan warna biru tua. Halaman parkir yang kosong melompong pun kini dipadati oleh mobil-mobil mewah. Tak puas dengan pemandangan di area parkir, aku melanjutkan langkah tuk menelusuri sudut-sudut lain.
     Dari ruang parkir, aku bergerak ke arah barat memasuki gedung utama yang diantarai dengan dua buah gerbang kecil. Aku lebih mengenalnya dengan sebutan 'ruang tata usaha'. Selepas dari ruang TU, pandanganku terpaku ke arah taman yang mengelilingi lapangan kecil berbentuk persegi panjang (biasa digunakan sebagai lapangan futsal putri pada porseni).
     Setelah puas dengan pemandangan tanaman hias yang beraneka ragam. Pandangan mata kualihkan ke arah barat taman. Lagi-lagi pandanganku tersihir oleh bangunan megah berkubah yang didominasi dengan warna hijau 'masjid nur wahyu syamsi', tampak meneduhkan dan membuatku tak bergeming.
     Kulanjutkan penjelajahanku dengan menelusuri koridor yang berada di sisi selatan taman. Langkahku terhenti tatkala ku melintas di depan galeri foto yang terkemas dalam bentuk mading. Sesekali tersungging senyum di bibirku di saat mataku menelusuri potret kisah yang tak 'kan pernah bisa terulang. Potret yang membuat pikiranku kembali menembus alam imajinasi untuk menemui masa di saat gambar-gambar itu direkam. 
     Sungguh sebuah masa yang indah, masa yang mampu merangkum beraneka macam warna dan rasa dalam sebuah dekade perjuangan yang mampu mengajarkan makna dari persahabatan, cinta, ketulusan, ketegaran, dan kesabaran. Masa yang singkat namun menyimpan jutaan kisah di benak para pelakonnya.
     Kumandang adzan dhuhur membuatku sadar akan tujuanku ke tempat ini. Kuhentikan penjelajahanku dan kembali kutuntun kakiku tuk melangkah ke ruang tata usaha. Ya,. aku ke tempat ini untuk mengurus berkas kelulusanku dari sman 17 makassar. Cap jari, foto copy berkas, legalisir.. dan akhirnya semua beres.
     Dapat ijazah berarti sudah resmi terdepak dari bangku sma(good bye jubel >,<) tapi, kenangan yang telah kuukir di satu tujuh 'kan tersimpan abadi dalam hati dan pikiran. Tak 'kan pernah terganti meski masa telah terenggut oleh sejarah.

Rabu, 28 Juli 2010

Pilihan


source

     Titian masa membawaku ke gerbang hidup yang penuh pilihan. Mungkin tanpa bantuan-Nya, aku tak 'kan mampu menyingkirkan sekam dalam jalanku. Dilema.. ya tentu saja itu merupakan hal yang wajar. Ada pilihan berarti harus siap menetapkan yang terbaik.
    Bimbang,cemas,ragu, khawatir,harap yang berlebihan, menjadi satu dalam ombang-ambing gelombang dilema. Tak banyak yang dapat kuperbuat dikala keputusan telah ditetapkan. Di sela-sela kepedihan, hati berbisik syukur akan apa yang telah kuperoleh, semoga inilah yang terbaik... ~hal yang tidak mungkin bagimu bisa saja terjadi, karena Allah Subhanahu wa ta'ala jauh lebih memahami pribadimu ketimbang dirimu sendiri~

Rindu tuk Bersua

     Tak terhitung lagi detik-detik waktu yang kulalui tanpa bersua denganmu .. Entah rasa apa lagi yang terbendung dalam benakmu tentang diriku. Aku malu dengan keadaanku. Aku iri tak bisa hadir tuk ikut berbaur merasakan bahagia, sedih, tawa, tangis disetiap perjumpaan.
     Kini, aku tersingkirkan. Terperosok jauh dari jangkauan. Bagai tak dianggap. Hatiku sungguh tak bisa menerima keadaan yang seperti ini. Senyum tulus dikala bersua tak lagi seindah dahulu. Serasa terpendam asa yang tak terwujud. Penuh kepalsuan.
     Dalam hening dan diamku,. kuberharap semua kembali seperti dahulu.. tak ada sekat kepalsuan yang meluluhkan keikhlasan.

Senin, 31 Mei 2010

Akhir Pertemuan

     Setiap ada kelahiran, kematian pun 'kan setia mengiringi. Setiap ada perjumpaan pasti 'kan ada perpisahan, entah itu lambat ataupun cepat. Ya.. aku pham akan hukum alam yang sedemikian.. namun, satu hal yang tak dapat ku pahami, disetiap kali perpisahan itu menghampiri..
kepedihan selalu terasa sangat menyesakkan hingga hati pun tak kuasa menahan air mata yang perlahan jatuh membasahi pipi.
     Mungkin begitulah diriku disaat menghadapi kenyataan yang menyakitkan. Tapi, aku yakin bukan hanya diriku saja yang merasakan hal yang sedemikian.. Kebahagian di awal perjumpuaan pasti 'kan terasa menyedihkan disaat semuanya berakhir. Tapi, dikala hal tersebut menghampiri, hal yang perlu kuteguhkan dalam hati ialah menjadikan perpisahan ini sebagai bukti nyata dari bentuk kefanaan dunia.
"barang siapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah maka Allahkan menggantikannya dengan sesuatu yang jauh lebih baik.."
ya.. tak ada yang kekal di dunia ini. Kekekalan 'kan kita jumpai di dunia akhirat kelak. Makanya, kita harus membenahi diri sebaik mungkin. Memperindah tatanan iman dan ketaqwaan di dalam hati sehingga akhir pertemuan kita di dunia dapat kita tebus dengan pertemuan yang kekal, InsyaAllah di akhirat nanti. Di surga-Nya.
    Untuk itu kita harus berusaha untuk mdndapatkan surga Allah Subhanahu wata'ala, sehingga kita bisa berjumpa dalam ridha-Nya tanpa akan menemui perpisahan lagi.
Bukankah Allah telah berfirman dalam surah Al-kahfi:107-108 "sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Bagi mereka adalah surga firdaus sebagai tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya"

   Hapuslah air mataku dengan senyummu sebagai tanda perpisahan kita. Aku yakin waktu 'kan kembali mempertemukan kita tuk merajut cinta karena Allah Subhanahu wata'ala.

Rabu, 17 Februari 2010

Pelangi Hidupku

Luka fisik memang sudah tak berbekas lagi namun luka dalam hatiku masih sulit tuk disembuhkan. 
Dan pada kenyataannya aku tak bisa memungkiri bahwa semua itu telah memegang andil yang cukup besar dalam mengubah kehidupanku. 
Meski demikian, aku tidak akan pernah menyesal akan apa yg tlah terjadi di masa laluku.
Semua itu kuanggap sebagai sebuah penghargaan spesial yang patut tuk disyukuri. 
Rasanya memang sangat pahit. Namun setidaknya rasa itu tlah mengajarkanku tuk tersenyum dalam tangisan dan tertawa dalam kemarahan.

Minggu, 24 Januari 2010

Semu yang Melenakan


aku sudah muak dengan buaian aktifitas yg melenakan. Sibuk belajar seharian suntuk hingga lupa akan kewajiban sebagai seorang hamba (naudzubillahi min dzalik). Itu sungguh miris dan sangat menyakitkan.
Aku tahu, ujian akhir sudah di depan mata... tapi, yang ku takutkan jika kematian yg tak kuketahui kedatangannya tiba lebih dahulu dari ujian akhir yang notabene lebih kupersiapkan dengan matang.
ya Rabbi, sungguh aku tidak kaan bisa melangkah tanpa-Mu. Sungguh tak terbayangkan bagaimana jadinya hidupku jika tanpa

Kamis, 24 Desember 2009

Jembatan Hidayah


Kisah ini kumulai sejak masa-masa orientasi siswa baru. Berawal dari gemerlap dan kemeriahan sesi demo ekskul dan inskul. Pada saat itu mataku masih disilaukan akan nafsu jiwa mudaku. Promosi dari senior dan hasutan teman-teman semakin membulatkan tekadku untuk menuruti nafsu jiwa. Ya.. akhirnya kuperturutkanlah nafsuku untuk mengisi formulir ekskul dalam bidang musik (padahalkan aku sangat tidak berbakat dalam bidang ini! hehe). Saat itu tak hanya satu ekskul saja yang ingin kuikuti, ini karena kerakusan hatiku. Setelah kuhitung-hitung, sudah genap 6 formulir ekskul dan inskul yang telah kuisi. Namun, itu belum cukup bagiku. Sebab aku belum mendapatkan formulir dari ekskul yang bergerak dalam bidang keagamaan. Itu bukan karena aku tak ingin, hanya saja belum ada senior yang datang membagikannya ke kelasku.

Rabu, 23 Desember 2009

Jilbab Syar'i & Jilbab Funky

Sesungguhnya agama Islam memerintahkan setiap orang muslim agar mencintai saudaranya bagaikan mencintai dirinya sen- diri, kemudian menghindari mereka dari keburukan sebagaimana ia menghindarkan diri daripadanya, nasehat menasehati demi men- ta’ati kebenaran yang telah didatangkan dari Allah dan Rasul-Nya, baik itu berupa perintah maupun larangan, dengan hati rela mematuhinya.

Di saat agama Islam tiba dan kaum Jahiliyah membenci bayi perempuan, bahkan tega buah hati sendiri dikubur hidup-hidup, tidak memberikan harta warisan kepada wanita, terkadang mem- pusakai wanita bagaikan harta yang lain dengan jalan paksa.

Maka Allah serta Rasul-Nya melarang perbuatan keji tersebut menjaga dan mengangkat derajat wanita bagaikan mutiara berharga, dengan memberikan

Jumat, 04 Desember 2009

Persimpangan Jalan

 
Ini tahun terakhir bagiku berada di sekolah menengah atas. Tentu saja banyak pilihan dan keputusan yang harus kutetapkan tuk menentukan ke arah mana aku harus melangkah?
Kini, pikiranku betul-betul dirundungi kebimbangan. Pikiran, perasaan, dan tindakan bagai tak sejalan lagi. Ada keinginan dari batin ini yang tak bisa kuungkap. Ada asa yang ingin kuwujudkan namun kondisi fisik bersikukuh tuk menolak.Ada hasrat yang bertolak belakang dengan hakikat diri ini.Aku tak ingin menuruti egoku. Aku tak ingin menyiksa batinku. Aku tak ingin
menggoreskan kekecewaan di hati orangtuaku.
Kini, pikiran sudah tak kuasa lagi menahan penat yang dirasakan sang hati.Akhirnya, hati pun memberikan kekuasaan penuh kepada aqidah dan iman yang telah menyelimutinya tuk menuntun diri ini menuju arah yang terbaik dan menguatkan diri ini menapaki jalan yang dilalui.
Cukuplah kupasrahkan sepenuhnya nasib ini kepada sang Khalik. Namun, itu tentu saja tetap ku iringi dengan usaha yang setimpal. Tak hanya diam membisu.