Tampilkan postingan dengan label kenangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kenangan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Desember 2010

Hujan di Masa Lalu


    Akhir-akhir ini cuaca bumi memang sungguh mengenaskan. Panas dan hujan tak lagi menentu. Tapi biarlah alam berbuat sesuai apa yang dikehendaki sang Ilahi.
   Sore ini hujan kembali mengguyur kediamanku. "Pemandangan yang menyelipkan kehangatan di jiwa" bisikku sambil mengulurkan telapak tangan untukmerasakan dinginnya tetes hujan yang tumpah ruah. Suasana yang mengingatkanku akan hujan di masa lalu.
   Imajiku melayang bebas menguak potret kenangan enam tahun silam. Merengek manja agar diizinkan bermain bersama hujan. Tetap ngotot meski dengan bonus omelan.
Masa kanak-kanak yang penuh keceriaan. Bersorak gembira bersama kawan sepermainan. Tertawa riang mengikuti irama hujan yang mendarat indah di atap seng rumah. Berlari menerobos derasnya hujan. Mengejar sandal jepit yang terbawa arus hujan di aliran got. Menjerit ketakutan dikala deru guntur menyambut.
   Potret kenangan yang 'kan selalu mengambangkan rindu dalam ruang hati. Ceritakan padaku tentang hujan, aku ingin mengenalnya lebih dekat.

~Untuk mama., terima kasih telah memberiku kesempatan untuk mengukir kenangan indah bersama hujan~

Sabtu, 31 Juli 2010

Putih Abu-Abu di Satu Tujuh


kamis, 22 juli 2010
Dalam riang yang terpaut resah,..

      Dengan rasa canggung kupaksakakan kakiku melangkah memasuki gerbang sebuah gedung yang telah menjadi saksi bisu dari kisah yang kuukir bersama sahabat seperjuanganku. Entah angin apa yang membuat langkahku gontai. Tetapi, setidaknya ada sebuah tujuan yang menggerakkan hati untuk menuntunku ke tempat ini.
      Suasana tempat ini sudah tak seperti di saat awal perjumpaan, bisikku dalam hati. Pagar putih kusam telah tergantikan oleh pagar yang lebih megah dengan warna biru tua. Halaman parkir yang kosong melompong pun kini dipadati oleh mobil-mobil mewah. Tak puas dengan pemandangan di area parkir, aku melanjutkan langkah tuk menelusuri sudut-sudut lain.
     Dari ruang parkir, aku bergerak ke arah barat memasuki gedung utama yang diantarai dengan dua buah gerbang kecil. Aku lebih mengenalnya dengan sebutan 'ruang tata usaha'. Selepas dari ruang TU, pandanganku terpaku ke arah taman yang mengelilingi lapangan kecil berbentuk persegi panjang (biasa digunakan sebagai lapangan futsal putri pada porseni).
     Setelah puas dengan pemandangan tanaman hias yang beraneka ragam. Pandangan mata kualihkan ke arah barat taman. Lagi-lagi pandanganku tersihir oleh bangunan megah berkubah yang didominasi dengan warna hijau 'masjid nur wahyu syamsi', tampak meneduhkan dan membuatku tak bergeming.
     Kulanjutkan penjelajahanku dengan menelusuri koridor yang berada di sisi selatan taman. Langkahku terhenti tatkala ku melintas di depan galeri foto yang terkemas dalam bentuk mading. Sesekali tersungging senyum di bibirku di saat mataku menelusuri potret kisah yang tak 'kan pernah bisa terulang. Potret yang membuat pikiranku kembali menembus alam imajinasi untuk menemui masa di saat gambar-gambar itu direkam. 
     Sungguh sebuah masa yang indah, masa yang mampu merangkum beraneka macam warna dan rasa dalam sebuah dekade perjuangan yang mampu mengajarkan makna dari persahabatan, cinta, ketulusan, ketegaran, dan kesabaran. Masa yang singkat namun menyimpan jutaan kisah di benak para pelakonnya.
     Kumandang adzan dhuhur membuatku sadar akan tujuanku ke tempat ini. Kuhentikan penjelajahanku dan kembali kutuntun kakiku tuk melangkah ke ruang tata usaha. Ya,. aku ke tempat ini untuk mengurus berkas kelulusanku dari sman 17 makassar. Cap jari, foto copy berkas, legalisir.. dan akhirnya semua beres.
     Dapat ijazah berarti sudah resmi terdepak dari bangku sma(good bye jubel >,<) tapi, kenangan yang telah kuukir di satu tujuh 'kan tersimpan abadi dalam hati dan pikiran. Tak 'kan pernah terganti meski masa telah terenggut oleh sejarah.

Rabu, 28 Juli 2010

Rindu tuk Bersua

     Tak terhitung lagi detik-detik waktu yang kulalui tanpa bersua denganmu .. Entah rasa apa lagi yang terbendung dalam benakmu tentang diriku. Aku malu dengan keadaanku. Aku iri tak bisa hadir tuk ikut berbaur merasakan bahagia, sedih, tawa, tangis disetiap perjumpaan.
     Kini, aku tersingkirkan. Terperosok jauh dari jangkauan. Bagai tak dianggap. Hatiku sungguh tak bisa menerima keadaan yang seperti ini. Senyum tulus dikala bersua tak lagi seindah dahulu. Serasa terpendam asa yang tak terwujud. Penuh kepalsuan.
     Dalam hening dan diamku,. kuberharap semua kembali seperti dahulu.. tak ada sekat kepalsuan yang meluluhkan keikhlasan.

Rabu, 17 Februari 2010

Pelangi Hidupku

Luka fisik memang sudah tak berbekas lagi namun luka dalam hatiku masih sulit tuk disembuhkan. 
Dan pada kenyataannya aku tak bisa memungkiri bahwa semua itu telah memegang andil yang cukup besar dalam mengubah kehidupanku. 
Meski demikian, aku tidak akan pernah menyesal akan apa yg tlah terjadi di masa laluku.
Semua itu kuanggap sebagai sebuah penghargaan spesial yang patut tuk disyukuri. 
Rasanya memang sangat pahit. Namun setidaknya rasa itu tlah mengajarkanku tuk tersenyum dalam tangisan dan tertawa dalam kemarahan.

Minggu, 31 Januari 2010

Tebusan ke SURGA


Seapik apapun derita itu disembunyikan di balik untaian senyuman, tetap saja binar dalam tatapan mata tak mampu menutupinya. Tak mengapa jika enggan membaginya dengan yang lain. Tapi kuharap derita itu tak mengundang kesedihan tuk bersemayam dalam hati. Dan kuberharap semoga ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan ketegaran dalam menghadapi kepahitan ini. 

Ya... seperti inilah konsekuensi dari pilihan yang telah diemban. Harus rela terluka. Siap mengorbankan jiwa dan raga demi sesuatu yang semestinya dipertahankan. 

Biarlah peluh keringat bercucuran. 

Biarlah air mata menetes. 

Biarlah luka tertoreh. 

Biarlah ada pertumpahan darah. 

Asal tetap melangkah tegak dalam jalan yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wata'ala. 

Sungguh derita ini belum seberapa jika dibandingkan dengan siksa yang akan diterima jika lebih memilih untuk ingkar (naudzubillahi mindzalik). Semoga Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa meneguhkan hati para hamba-Nya dalam kebaikan. Dan semoga hati tak pernah lalai dan lupa dalam mengingat-Nya serta tak pernah bosan tuk bersyukur kepada-Nya.

Kamis, 24 Desember 2009

Jembatan Hidayah


Kisah ini kumulai sejak masa-masa orientasi siswa baru. Berawal dari gemerlap dan kemeriahan sesi demo ekskul dan inskul. Pada saat itu mataku masih disilaukan akan nafsu jiwa mudaku. Promosi dari senior dan hasutan teman-teman semakin membulatkan tekadku untuk menuruti nafsu jiwa. Ya.. akhirnya kuperturutkanlah nafsuku untuk mengisi formulir ekskul dalam bidang musik (padahalkan aku sangat tidak berbakat dalam bidang ini! hehe). Saat itu tak hanya satu ekskul saja yang ingin kuikuti, ini karena kerakusan hatiku. Setelah kuhitung-hitung, sudah genap 6 formulir ekskul dan inskul yang telah kuisi. Namun, itu belum cukup bagiku. Sebab aku belum mendapatkan formulir dari ekskul yang bergerak dalam bidang keagamaan. Itu bukan karena aku tak ingin, hanya saja belum ada senior yang datang membagikannya ke kelasku.