Rabu, 15 Mei 2013

Ternyata kami Berbeda



Fulanah adalah teman sepermainanku di sekolah. Kami memiliki banyak kesamaan bahkan guru bahasa Inggris mengira kami saudara, katanya kami mirip. Kami sama-sama bandel. Kami lebih senang keluyuran ke kebun sepulang sekolah. Pas istirahat, kami hobi gangguin teman. Kalau musim pohon berbuah kami lebih suka manjat. Manjat pohon mangga atau pun pohon jambu. Dan kalau telat masuk kelas, teman pasti suka ngeledekin “Kalian pasti habis nongkrong di pohon ‘kan? Ih dasar monyet!”.

Berhubung  kami punya bakat aneh dan sangat “aktif”, berinisiatiflah kami untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler: tapak suci.  Hitung-hitung bekal buat jadi “jagoan”.

Kalau lagi bosan pas jam belajar, biasanya kami lebih asyik cekikikan ketimbang memperhatikan guru. Buku humor hadiah dari teman lah penyebabnya.

Meski kami bandel, pas pelajaran tadarrus, kami tetap lancar setor hapalan. Minimal 1 surah untuk sepekan. Rajinnya bukan cuma hafal surah, tapi juga hafal bahasa arab. Tapi pernah sekali, teman-teman sekelas kompakan tidak hafal mufradhat bahasa Arab. Guru kami tentu marah besar. Sebagai hukumannya, betis kami jadi sasaran empuk  sapu ijuk. Awalnya pedis dan terasa panas,  kemudian lebam dan memar. Itu berbekas sampai beberapa hari.

Sejak saat itu, kami lebih rajin menghafal. Soalnya kapok kena sapu ijuk. Dan semenjak tamat sekolah, kami berpisah. Dia lebih memilih belajar dalam bidang ilmu agama di pesantren sedang saya mendalami ilmu umum di sekolah negeri. Kadar bandel kami menurun. Kami sama-sama berubah.

5 tahun berlalu.  Dia tetap berjuang melanjutkan hafalannya.  Hingga beberapa juz al-Qur’an pun bisa dikuasainya. Sedang saya sangatlah merugi, jangankan bertambah, hafalanku yang lalu pun kadang lupa lupa ingat. Aku betul-betul sangat iri padanya. Dulunya kami sama-sama bandel, tapi sekarang ternyata kami berbeda.  

#Ini cerita random yang disatupadukan. Terlalu banyak kenangan yang teringat akhir-akhir ini.

"Orang yang paling baik diantara kalian adalah seseorang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya." (HR.Bukhari no.4639)

Siapa yang membaca Al-Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah(kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur'an." (HR. Al-Hakim)

Dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau bersabda: "Tidak boleh ada hasad (kecemburuan) kecuali pada dua hal. (pertama) kepada seorang yang telah diberi Allah (hafalan) Al-Qur'an, sehingga ia membacanya siang dan malam. (kedua) kepada seorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan, lalu dibelanjakannya harta itu siang  dan malam (di jalan Allah)." (HR. Al-Bukhari no. 4638 dan Muslim no.1350)