Rabu, 26 September 2012

Merindukan Masa Lalu


Saya sibuk mondar-mandir padahal tidak ada kerjaan. Bolak-balik, naik-turun, dan tiba-tiba lemari buku membuat saya rindu dengan buku biru. Buku kumpulan kisah nyata (Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim). Buku itu sudah berulang kali kubuca, tapi tetap saja selalu membuatku rindu. Itu karena saya terlanjur jatuh hati sejak awal, 5 tahun yang lalu. Waktu itu umurku masih 14 tahun.


Kejadiannya tepat pada hari kepindahanku ke asrama. Sepulang sekolah, barang-barangku sudah dipindahkan. Semuanya sudah beres. Pakaian sudah tersusun rapi di lemari. Buku-buku sudah tertata rapi di meja bealajar. Tempat tidur juga sudah dilapisi seprei. mamaku yang membereskan semuanya. ba'da ashar, mama dan adik-adikku pamit pulang. Saya tidak mau mengantar sampai depan, hanya mengintip melalui jendela. Saya pura-pura tidak peduli padahal waktu itu dadaku mulai sesak karena sedih. Sedih ditinggal sendiri di tempat asing.

Saya melampiaskan kesedihan dengan membaca. Membolak-balikkan halaman buku, berhenti pada sebuah judul: "Air Mata Kegembiraan". Saya terus membaca hingga hari semakin larut. membaca sambil menangis bahkan sampai terisak. Itu pertamakalinya saya menangis sangat lama. Saya menangis bukan sepenuhnya karena ditinggal sendiri, tapi kisah-kisah nyata di buku birulah yang turut memprovokasi.

Sejak saat itu aku selalu rindu mambaca kisah nyata yang menyentil perasaan.

0 comments:

Posting Komentar

Apa komentarmu? Silakan menuliskannya ^^ ...