Kisah ini kumulai sejak masa-masa orientasi siswa baru. Berawal dari gemerlap dan kemeriahan sesi demo ekskul dan inskul. Pada saat itu mataku masih disilaukan akan nafsu jiwa mudaku. Promosi dari senior dan hasutan teman-teman semakin membulatkan tekadku untuk menuruti nafsu jiwa. Ya.. akhirnya kuperturutkanlah nafsuku untuk mengisi formulir ekskul dalam bidang musik (padahalkan aku sangat tidak berbakat dalam bidang ini! hehe). Saat itu tak hanya satu ekskul saja yang ingin kuikuti, ini karena kerakusan hatiku. Setelah kuhitung-hitung, sudah genap 6 formulir ekskul dan inskul yang telah kuisi. Namun, itu belum cukup bagiku. Sebab aku belum mendapatkan formulir dari ekskul yang bergerak dalam bidang keagamaan. Itu bukan karena aku tak ingin, hanya saja belum ada senior yang datang membagikannya ke kelasku.
Untuk mendapatkan formulir yang satu itu, bagiku butuh perjuangan. Untuk mendapatkannya aku harus lebih agresif dari yang lain. Itu karena jumlah formulirnya yang terbatas. Wal hasil formulir terakhir jatuh juga dalam genggamanku. Tapi, itu kuperoleh setelah perdebatan dengan seorang teman yang merasa lebih berhak dariku untuk memiliki formulir itu.
Masa orientasi telah berlalu. Masa belajar dan masa latihan ekskul pun mulai intensif. Jadwal kegiatanku pun otomatis sangatlah padat. Belajar di kelas mulai pukul 07.00-14.00 harus dilanjutkan dengan latihan ekskul yang kadang selesai menjelang magrib. Tambahan tugas yang berjubelan dari guru-guru semakin membuat tenagaku terkuras.
Tak cukup 2 pekan aku semakin suntuk dan tak tahan dengan kondisiku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari ekskul musik tersebut. Dan itu mengundang kemarahan dari seniorku yang terkesan sangat galak pada masa orientasi. Tapi, itu sama sekali tak menggoyahkan keputusanku. Aku siap menerima konsekuensi dari tindakanku tersebut. Tak masalah jika seniorku akan menghakimiku. Karena aku sama sekali tak takut. Ini adalah hakku. Hak untuk memilih. Hak kebebasan dalam bertindak.
Sungguh ini merupakan bukti kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hatiku masih digerakkan untuk memilih berhenti dari ekskul yang tidak sesuai dengan kemampuanku tersebut. Sejak saat itu, aku hanya aktif dalam 2 ekskul saja. Ekskul yang bergerak dalam bidang dakwah (KURMA 17) dan ekskul dalam bidang kesehatan (PMR unit 215). Di PMR, fisiklah yang memegang peranan penting sedangkan di KURMA 17 hatilah yang memegang kendali.
PMR sarana untuk menjadikan diriku menjadi orang yang lebih tangguh, lebih kuat, lebih berjiwa kemanusian, lebih tangkas, dan lebih mandiri. Banyak pengalaman yang sangat mengesankan yang ketemukan di PMR. Hiking di dataran terjal dengan jarak kiloan meter. Push up, sit up, dan squat jump di areal yang tak mulus dengan beban berat di punggung dan bonus injakan di saat push up. Menyeberangi sungai. Tidur beralaskan tanah dan berselimutkan angin malam dalam keadaan basah kuyub. Sungguh itulah puncak dari tes fisik dan mental yang pernah kuterima.
Sedangkan di KURMA 17 aku belajar untuk mengenal Rabbku, belajar untuk mengenal Rasulku, belajar tentang agamaku, belajar menjadi orang yang lebih baik, belajar tentang keistiqamah, belajar menjadi mujahadah di jalan-Nya, belajar mencintai karena Allah, belajar untuk lebih mementingkan saudari ketimbang diri sendiri, belajar untuk menerima penolakan, belajar untuk terasingkan dari keglamouran dunia fana, dan banyak lagi hal yang kupelajari yang telah membuat mata dan hatiku terbuka lebar. Inilah jembatan hidayah bagiku. Jembatan penghubung antara aku dan Rabbku. Jembatan yang mengantarkanku menuju gerbang mahabbah sang Khaliq. Jembatan yang tak berujung. Jembatan yang hanya dapat diakhiri oleh ajal.
Assalamu'alaikum wa rahamatullahi wabarakatuh...
BalasHapusSemoga Allah meneguhkan kita di atas petunjuk, senantiasa membimbing kita di atas jalan-Nya yang lurus, dan semoga Dia senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita hingga maut datang menjemput...
anak KURMA SMA 17 Makassar ya? Kebenaran, sy jg KURMA 17 angkatan 2005...
kapan2 boleh mampir ke blog sy http://kertaspatah.blogspot.com/ atau http://mutiaraku2.wordpress.com/