Apalagi jika komentarmu itu hanya berdasarkan asumsi atau cerita orang lain.
Sebab, dalam proses ta'arufnya pun, kamu tidak tahu apakah dia yang terlalu pemilih, atau justru calon pasangannya yang mundur perlahan karena merasa tidak cukup pantas untuk perempuan seperti dia? Atau mungkin karena dia seorang perempuan yang bekerja, belum berniqab, atau alasan lain yang membuatnya ditolak, bukan karena pilih-pilih?
Kamu tahu tidak sudah berapa kali dia gagal dan merasa lelah dengan setiap proses yang telah dilaluinya? Sudah mencoba jalur perkenalan melalui teman, ta'aruf di sana-sini, tetapi tetap saja Allah belum memudahkan?
Dia sendiri sudah sangat hancur, merasa tidak berharga, dan merasa tidak ada yang mau memperjuangkannya karena kegagalan yang terus menerpa. Namun, kamu dengan seenaknya berkomentar, "Jangan terlalu pilih-pilih" karena kamu tidak pernah melalui kesulitan yang sama?
Semoga kemudahan yang Allah berikan padamu dalam melalui proses ta'aruf tidak membuatmu gampang meremehkan orang lain yang sedang berjuang.
Bersyukurlah, kamu tidak perlu menerima banyak penolakan dan bisa dengan mudah mendapatkan laki-laki yang berani dan tidak ragu untuk melamarmu.
Semoga kamu tidak lagi sembarangan berkata, "Jangan terlalu pilih-pilih," jika sebelumnya pun kamu tidak pernah ingin tahu seperti apa proses yang dia lalui dan seberapa terjal jalan yang dilewatinya, sampai ia sendiri merasa muak dan tidak percaya diri lagi.
Tolong jangan berani lagi berkomentar, "Jangan terlalu pilih-pilih." Kalau ajalmu pun, kamu tak tahu kapan waktunya.
Bisakah kamu tidak berkomentar seenaknya lagi dan membuat orang lain semakin kesal dan putus asa dengan hidupnya sendiri?
0 comments:
Posting Komentar
Apa komentarmu? Silakan menuliskannya ^^ ...