Sabtu, 27 Desember 2014
Kamis, 25 Desember 2014
Wanita-Wanita Matahari
Kamis, 18 Desember 2014
Belajar dari Matahari
Sabtu, 13 Desember 2014
Mimpi Dibangun Di Atas Semangat Berlapis
Hujan membasahi bumi Gowa sejak kemarin. Tapi haruskah menjadi penghalang langkahku hari ini?. Karena hujan tak pantas menjadi
alasan yang bisa menggagalkan rencana hebat kita, kan?.
Bagaimana pun wajah yang ditampilkan bumi, pokoknya hari ini harus tetap semangat ke sekolah untuk mengisi pertemuan ke 5 NBS. Agar menghindari risiko basah kuyup, saya memutuskan berdamai dengan diriku untuk melakukan hal yang
berbeda, berjalan kaki memakai payung. Tidak seperti Sabtu-sabtu
sebelumnya diantar dengan motor.
Dua puluh menit waktuku, kunikmati dengan berjalan santai dari rumah ke sekolah. Saya tiba di sekolah
ketika semua anak sudah berada di dalam kelas mereka. Terlihat Wali kelas IV masih berdiri di depan kelas sambil memberi pengarahan kepada anak-anak.
Di luar kelas, tampak dua orang relawan yang lebih dulu tiba. Masih
menunggu di koridor depan kelas. Keduanya terlihat sangat panik
dan khawatir, itu tampak jelas dari
ekspresi mereka yang masam dengan senyum dipaksakan. Salah seorang masih berusaha menghubungi relawan lain yang sepertinya terhalang
hujan dan membuatnya bakal hadir tak tepat waktu.
Sebenarnya, sejak dua pekan lalu, kami merencanakan untuk mengisi pertemuan kali oni dengan menonton film dan menuliskan kembali ceritanya. Menurut kami, zangat tidak kondusif untuk menghandle anak-anak yang “sangat aktif” untuk story telling.
Relawan yang bertanggungjawab
menyiapkan peralatan, belum kunjung datang. Rencana B pun dijalankan. Kami kembali mengarang seperti biasa, dengan tema lingkungan
sekolah.
Pertemuan kali ini, menyadarkan kami bahwa keadaan tim sedang dalam kondisi yang memprihatinkan,
yang membuat beberapa relawan menampakkan kekesalan.
Salah satu masalah yang urgent untuk diperbaiki adalah koordinasi dan komunikasi dalam tim, yang terasa kurang maksimal. Saya dapat merasakan bahwa kami belum sepenuhnya berada pada frekuensi yang sama. Istilah kerennya chemistry-nya belum dapat.
Namun, menurutku inilah yang membuat program NBS akan semakin menarik. Ibarat menjadi anak sekolah, setiap akan naik kelas pasti ada ujian yang harus dilalui terlebih dahulu.
Semoga, masalah itulah yang membuat kami lebih peduli dan sadar bahwa kami tidak bisa berbuat apa-apa tanpa siapa pun. Untuk berjalan dan berlari jauh dalam waktu singkat, kita sulit mencapainya jika hanya dengan satu kaki.
Karena mimpi seharusnya dibangun dari semangat yang berlapis dari para relawan NBS. Agar semua mimpi kecil adik-adik yang mengikuti program ini, sedikit demi sedikit dapat terwujud.
"Jangan sampai kekesalan kecil mengubah kebaikan hati kita. Tetaplah baik dan positif thinking, meski imiian dibangun di atas beberapa cobaan." (Anonim)
Editor: Indah Febriany
Sabtu, 08 November 2014
Menjadi baik?
Sabtu, 01 November 2014
Mencari Abadi
"Cinta yang sebenarnya itu, yang
selalu mengingatkan pada perkara
akhirat...Maa kaana lillaahi abqaa,
Apa-apa yang karena Allah, akan
abadi" -Anonim-
Rabu, 29 Oktober 2014
Dilema
Tidak ada yang lebih risau dari hati yang ditolak pikiran. Katanya tidak logis menyimpan perasaan pada sesuatu yang menentang titah Tuhannya. Tapi hati terkadang lancang, suka sembarang menaruh kagum.
~Ya muqallibal qulub tsabit qalbi
‘ala dinika wa tha’atika... Wahai
Zat yang membolak-balikan hati
tetapkanlah hatiku dalam agamaMu dan keta’atan kepadaMu...~
Jumat, 24 Oktober 2014
Balada Sebuah Pertanyaan
Selepas shalat dhuhur, laki-laki paruh baya yang mengimami shalat menghampiriku dan menanyakan sesuatu. "Belum, pak." Jawabku singkat. Lalu dia lanjut bertanya. Kali ini, saya hanya cengengesan menanggapinya, betul-betul bingung dan tidak tahu harus mengatakan apa.
Duh Rabb, ciptakan telinga dan hati baja untuk hambamu ini, masih banyak orang KEPO yang harus kuhadapi.
Beruntunglah pertanyaan seperti itu tidak ada dalam ujian skripsi. Dan untung juga saya tidak sampai mati konyol karena pertanyaan seajaib itu.
Selasa, 14 Oktober 2014
Seru, Menegangkan, Tetapi Keren-NBS Part 2
Senin, 13 Oktober 2014
Anak Pemberani
Puisi dari Tuan Pemurung
Kamu dan Lampu Temaram
Jumat, 19 September 2014
Dia-lo-gue: Killing (Ti)me
Menjelang siang, di koridor belakang ruang perawatan, duduk manis sambil ngunyah apel.
Mr: Perawat ya?
Me: Bukan pak
Mr: Kerja di sini?
Me: Tidak, saya keluarga pasien.
Mr: Ooh, namanya siapa?
Me: Athifah
Mr: Athifah...Namanya cantik, kayak orangnya.
Me: *nyengir sambil ngunyah apel
Mr: Kuliah di mana?
Me: kuliah di FKM UNHAS, pak. Jurusan Manajemen Rumah Sakit.
Mr: Wah hebat dong. Sudah semester berapa?
Me: Saya sudah lulus.
Mr: Oh sudah wisuda ya? Berarti sudah sarjana.
Me: Iya sudah, wisudanya bulan 6 kemarin.
Mr: pasti wisudanya sama 'teman dekat' kan?
Me: wisudanya sama teman dekat? Saya punya banyak teman dekat. *pura-pura bego.
Mr: Maksudnya teman dekat yang spesial.
Me: oooh, kalau teman spesial, saya tidak punya *nyengir kalem sambil lanjutin ngunyah apel.
Mr: Biasanya orang yang punya teman spesial tapi bilangnya tidak ada, nanti ditinggalin karena perempuan lain loh.
Me: Tapi kalau memang tidak punya, tetap harus bilang tidak ada 'kan? *tragis nian kenyataan ini.
Mr: *lanjutin cerita tentang perempuan yang ditinggalin gara-gara tidak mau mengaku punya teman spesial
Me: Tapi saya memang tidak punya teman spesial! *dalam hati mulai sewot! Memangnya saya tampang tukang tipu ya? Ckck
Mr: Lahir tahun berapa?
Me: Tahun 93, pak.
Mr: Wisuda tahun ini kan? Tahun 2014? Berarti 21 tahun sudah sarjana? Sarjana kesehatan kan?
Me: iya pak lulus tahun 2014, sarjana kesehatan masyarakat.
Mr: sama dong dengan keluarga saya (sebutin seseorang). Dia juga sarjana kesehatan masyarakat. Tapi dia sudah lama lulus dan sekarang kerjanya di kementerian kesehatan.
Me: Wah bagus dong pak. Sudah dapat kerjaan, kalau saya masih pengangguran.
Mr: kalau sarjana kesehatan banyak dibutuhkan di desa-desa. Untuk peningkatan karir juga sebenarnya bagus kalau ambil penempatan di pelosok dulu, nanti setelah beberapa tahun baru minta pindah di tempat lain.
Me: Iya pak, bagus juga sih kerjanya di pelosok, lokasi-lokasi yang seperti itu biasanya butuh banyak lulusan kesehatan.
Mr: Tapi kalau perempuan kayak kamu kerjanya di desa, biasanya susah lagi pindah ke tempat lain.
Me: Kenapa pak?
Mr: kalau kerja di desa, kamu pasti dapatnya orang desa. Jadi harus menetap di sana.
Me: *please killing me, sir!*
Kamis, 11 September 2014
Rabu, 10 September 2014
Album Foto
Sabtu, 06 September 2014
#Monolog: Penolakan
Senin, 01 September 2014
Mengalah
Kamis, 21 Agustus 2014
Minggu, 10 Agustus 2014
Seperti Bulan Malam Ini
Selasa, 05 Agustus 2014
Syawal dan Target Masa Depan
Ini target paling hectic, soalnya sudah 10 tahun gak pernah balik ke rumah orang tua. Asli kangen bin penasaran sama kondisi di sana. Sabar ya, mama 'kan janjinya setelah ijazah keluar.
Kalau bahas soal kerjaan, pastilah sudah jadi tuntutan wajib setelah sarjana. Semuanya jadi ikut-ikutan sibuk, mulai dari nenek, mama, etta, tante, sampai adik. Mulai terasa deh tekanan sana sini.
Ini WAJIB pake banget! Tarbiyah, tahsin, atau masuk sekolah tahfidz! Belajar agama supaya lebih paham dan gak asal nyambar kiri kanan.
Nah, untuk yang satu ini, asli bikin galau. Kerja dulu deh baru lanjut kuliah. Lanjut kuliah aja dulu, mumpung masih muda. Atau maunya sih lanjutnya setelah nikah aja ya? Iya maunya gitu, kenyataannya bagaimana? Let's see the fact! hihi.
Yakin mau nikah muda? Suka was was juga kalau soal yang satu ini. Nikah emang target paling luar biasa! Ini sih sudah diniatin dari dulu, tapi setelah tahu kalau mama dan etta juga nikah muda (22 tahun), jadi tambah jedeeeer! Terinspirasi lebih dahsyat lagi buat nikah muda.
Minggu, 27 Juli 2014
Kita Saling Melengkapi
Rabu, 16 Juli 2014
Cinta itu Takdir
Minggu, 13 Juli 2014
Disakiti Prasangka
Selasa, 08 Juli 2014
Menjaga Diri dan Menepati Janji
Mungkin aku perlu mengingatkannya...
Terimakasih telah menjadi orang pertama yang meracuniku dengan pesan-pesan ini.
Terimakasih telah menjadi orang pertama yang membuatku menjadi 'orang asing', memilih bersikap beda dari teman-teman yang lain.
Senin, 16 Juni 2014
Dia-lo-gue: The reason for being single
Senin, 05 Mei 2014
Untuk Bahagia, Luangkanlah Waktumu Bersama Mereka
Sebaiknya setelah kata guru diberikan tanda koma ",". Kalau dibaca tanpa tanda koma, bisa saja orang mengira ibu gurunya bernama kalau.
"Kak, kenapa cuma datang dua pekan sekali?" Ucap seorang anak dengan nada kecewa.